Pengertian Kelelahan
Kelelahan kerja adalah perasaan
lelah dan adanya penurunan kesiagaan (Lientje,2010). Kelelahan adalah suatu
mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut
sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat (Tarwaka, 2010).Kelelahan
menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi
semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh(Tarwaka, 2004)
Jenis Kelelahan
Terdapat dua jenis kelelahan,
yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum.Kelelahan otot merupakan tremor pada
otot atau perasaan nyeri pada otot, sedangkankelelahan umum ditandai dengan
berkurangnya kemauan untuk bekerja yang sebabnyaadalah persyaratan atau psikis.
Sebab-sebab kelelahan umum adalah monotoni(pekerjaan yang sifatnya monoton),
intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaanlingkungan,sebab-sebab mental
seperti tanggung jawab, kekhawatiran, dan konflik serta penyakit-penyakit
(Tarwaka, 2004).
Faktor yang Mempengaruhi Kelelahan
Faktor penyebab terjadinya
kelelahan di industri sangat bervariasi, dan untuk memelihara atau
mempertahankan kesehatan dan efisiensi, proses penyegaran harus dilakukan
diluar tekanan
(cancel out stress).
Penyegaran terjadi terutama selama
waktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan waktu-waktu berhenti kerja juga
dapat memberikan penyegaran (Tarwaka, 2004). Faktor-faktor penyebab kelelahan
adalah :
- Intensitas
dan lamanya kerja fisik dan mental
- Lingkungan
kerja : ikim kerja, penerangan, kebisingan, getaran dan lain-lain.
- Problem
fisik : tanggung jawab, kekawatiran, konflik.
- Kenyerian
dan kondisi kesehatan.
- Circadian
rhythm.
- Nutrisi
Kelelahan dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain sebagai berikut (Suma’mur, 2009) :
- Usia
Pada usia meningkat akan diikuti
dengan proses degenerasi dari organ,sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan
menurun. Dengan menurunnyakemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan
pekerja akan semakin mudahmengalami kelelahan.
- Jenis
Kelamin
Pada pekerja wanita terjadi
siklus setiap bulan di dalam mekanisme tubuhnya,sehingga akan mempengaruhi
turunnya kondisi fisik maupun psikisnya, dan hal itu menyebabkan tingkat
kelelahan wanita lebih besar dari pada tingkat kelelahan pekerja
laki-laki.
- Penyakit
Penyakit akan menyebabkan
Hipo/hipertensi suatu organ, akibatnya akan merangsang mukosa suatu jaringan
sehingga merangsang syaraf-syaraf tertentu. Dengan perangsangan
yang terjadi akan menyebabkan pusat syaraf otak akan terganggu
atau terpengaruh yang dapat menurunkan kondisi fisik seseorang.
- Keadaan
Psikis Pekerja
Keadaan psikis pekerja yaitu
suatu respon yang ditafsirkan bagian yang salah,sehingga merupakan suatu
aktivitas secara primer suatu organ, akibatnya timbulketegangan-ketegangan yang
dapat meningkatkan tingkat kelelahan seseorang.
- Beban
Kerja
Pada pekerjaan yang terlalu berat
dan berlebihan akan mempercepat kontraksiotot tubuh, sehingga hal ini dapat
mempercepat pula kelelahan seseorang. Bebankerja meliputi : iklim kerja,
penerangan, kebisingan, debu dan lain-lain.
Gejala Kelelahan Kerja Gejala-gejala
atau perasaan perasaan yang ada hubungannya dengan kelelahan yaitu (Suma’mur,
2009)
- Pelemahan
Kegiatan ditandai dengan gejala: perasaan berat di kepala, badan merasa lelah,
kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran, mengantuk, ada beban
padamata, gerakan canggung dan kaku, berdiri tidak stabil dan ingin
berbaring.
- Pelemahan
Motivasi ditandai dengan gejala lelah berbicara, menjadi gugup, tidak dapat
berkonsentrasi, susah berfikir, cenderung untuk lupa, tidak tekun
dalam pekerjaannya, kepercayaan berdiri berkurang,dan sulit
mengontrol sikap.
- Pelemahan
Fisik ditandai dengan gejala: sakit kepala, kekakuan di bahu, merasa nyeri
di punggung, merasa pernapasan tertekan, tremor pada anggota badan,
spasmedari kelopak mata, dan merasa pening.
Kebosanan Kerja
Kebosanan kerja bisa terjadi
bukan saja pada pekerja di tingkat bawah tetapi juga bisa terjadi pada pekerja
tingkat atas. Oleh karena itu banyak perusahaan yang melakukan berbagai
pencegahan dengan cara rotasi kerja, melibatkan pekerja dalam mengambil
keputusan, memberikan kesempatan untuk melakukan cuti, dan lainnya.
Beberapa alasan mengapa bisa
terjadi kebosanan kerja dapat dibagi dalam beberapa penyebab, yaitu:
a. Jika kerjaan menjadi rutinitas yang membosankan
Otak manusia membutuhkan
stimulasi dan tantangan terus-menerus. Artinya dalam konteks kerja manusia
cenderung membutuhkan tugas-tugas baru yang menantang atau menarik. Jika
stimulasi atau tantangan baru tersebut tidak ada dan otak hanya mengulangi apa
yang telah dikuasai maka tugas atau pekerjaan yang telah dikuasai tersebut
menjadi tidak menarik sehingga timbul kebosanan. Selain itu pekerjaan yang
dianggap terlalu mudah atau tidak sesuai dengan tingkatan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang juga cenderung membuat
bosan.
b. Keharusan memilki kewenangan sendiri
Dalam bekerja hampir setiap
individu mendambakan unuk dapat bekerja dengan otonomi yang luas, memiliki
tanggungjawab dan terlibat dalam pembuatan keputusan yang menyangkut dirinya.
Jika hal-hal seperti ini tidak didapat oleh pekerja selama melakukan aktivitas
kerjanya maka kemungkinan untuk menjadi bosan akan sangat terbuka.
c. Makna kerja
Meski telah memiliki pekerjaan
yang menantang, otonomi yang luas, seseorang akan tetap bisa menjadi bosan jika
tidak merasa bahwa bekerja adalah sesuatu yang berharga bagi hidupnya. Untuk
bisa bertahan dan menyenangi pekerjaan, seseorang harus bisa menjawab
pertannyaan mengapa ia harus bekerja.
d. Tatkala kebosanan melekat di diri kita
Dalam kehidupan ini banyak sekali
individu yang justru merasa bosan karena tidak lagi memiliki kesempatan untuk
melakukan tugas-tugas tertentu karena sudah dikerjakan orang lain. Ada banyak
manager yang akhirnya tidak bertahan di suatu perusahaan meski menyandang
jabatan sangat tinggi karena ia merasa tidak dapat berbuat apa-apa. Jadi dalam
hal ini datang ke kantor dan duduk-duduk saja sambil memberi perintah belum
tentu akan membuat seseorang tidak mengalami kebosanan.
e. Keharusan menyingkirkan kebosanan.
Kebosanan kerja bukan saja
memberikan dampak yang negatif bagi kinerja individu dalam perusahaan tetapi
juga dapat menyebabkan berbagai dampak psikologis misalnya timbul rasa hampa
dalam diri individu, meragukan kemampuan diri sendiri, dan sebagainya.
Menurut Gomes (1997 :
197), “Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada
suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya, pelatihan
harus dirancang untuk mewujudkan tujuan – tujuan organisasi, yang pada waktu
bersamaan juga mewujudkan tujuan – tujuan para pekerja secara perorangan.
Pelatihan sering dianggap sebagai aktivitas yang paling umum dan para pimpinan
mendukung adanya pelatihan karena
melalui pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih trampil dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat – manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih” .
melalui pelatihan, para pekerja akan menjadi lebih trampil dan karenanya akan lebih produktif sekalipun manfaat – manfaat tersebut harus diperhitungkan dengan waktu yang tersita ketika pekerja sedang dilatih” .
Pelatihan menurut Gary
Dessler (1997 : 263) adalah “Proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada
sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan
mereka”. Sedangkan menurut John R. Schermerhorn, Jr (1999 : 323), pelatihan
merupakan “Serangkaian aktivitas yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan
dan meningkatkan
ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan”.
ketrampilan yang berkaitan dengan pekerjaan”.
Pelatihan merupakan
salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia
perhotelan. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti
pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan
lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.
Tujuan Pelatihan
Menurut Moekijat
(1991:55) tujuan umum dari pada pelatihan adalah:
a.
Untuk mengembangkan keahlian sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.
b. Untuk
mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara
rasional.
c. Untuk
mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kerja sama dengan teman-teman pegawai
dan pimpinan.
Pada umumnya disepakati paling
tidak terdapat tiga bidang kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan proses
manajemen Hersey dan Blanchart (1992: 5) yaitu :
a. Kemampuan
teknis (technical and skill), kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik,
dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu yang diperoleh
dari pengalaman, pendidikan dan training.
b. Kemampuan
sosial (human atau social skill), kemampuan dalam bekerja dengan melalui orang
lain, yang mencakup pemahaman tentang motivasi dan penerapan kepemimpinan yang
efektif.
c. Kemampuan
konseptual (conceptual skill) yaitu:kemampuan untuk memahami kompleksitas
organisasi dan penyesuaian bidang gerak unit kerja masing-masing ke dalam
bidang operasi secara menyeluruh. Kemampuan ini memungkinkan seseorang
bertindak selaras dengan tujuan organisasi secara menyeluruh dari pada hanya
atas dasar tujuan kebutuhan keluarga sendiri.
Tujuan-tujuan tersebut diatas
tidak dapat dilaksanakan atau dicapai, kecuali apabila pimpinan menyadari akan
pentingnya latihan yang sistematis dan karyawan-karyawan sendiri percaya bahwa
mereka akan memperoleh keuntungan. Tujuan pengembangan pegawai jelas bermanfaat
atau berfungsi baik bagi organisasi maupun karyawan sendiri.
Alasan pentingnya diadakan
pelatihan
Menurut Hariandja (2002 : 168),
ada beberapa alasan penting untukmengadakan pelatihan, yaitu:
a. Karyawan
yang baru direkrut sering kali belum memahami secara benar bagaimana melakukan
pekerjaan.
b. Perubahan
– perubahan lingkungan kerja dan tenaga kerja. Perubahan – perubahan disini
meliputi perubahan – perubahan dalam teknologi proses seperti munculnya
teknologi baru atau munculnya metode kerja baru. Perubahan dalam tenaga kerja
seperti semakin beragamnya tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian,
nilai, sikap yang berbeda yang memerlukan
pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku mereka terhadap pekerjaan.
pelatihan untuk menyamakan sikap dan perilaku mereka terhadap pekerjaan.
c. Meningkatkan
daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas. Saat ini daya saing
perusahaan tidak bisa lagi hanya dengan mengandalkan aset berupa modal yang
dimiliki, tetapi juga harus sumber daya manusia yang menjadi elemen paling
penting untuk meningkatkan daya saing sebab sumber daya manusia merupakan aspek
penentu utama daya saing yang langgeng.
d. Menyesuaikan
dengan peraturan – peraturan yang ada, misalnya standar pelaksanaan pekerjaan
yang dikeluarkan oleh asosiasi industri dan pemerintah, untuk menjamin kualitas
produksi atau keselamatan dan kesehatan kerja.
Teknik-Teknik Pelatihan
Program latihan
menurut Handoko (1995:110) dirancang untuk meningkatkan prestasi kerja,
mengurangi absensi dan perputaran, serta memperbaiki kepuasan kerja. Ada dua
kategori pokok program latihan manajemen:
Metode praktis.
Teknik-teknik
“on the job trainning” merupakan metode latihan yang paling banyak digunakan.
Karyawan dilatih tentang pekerjaan yang baru dengan supervisi langsung, seorang
“pelatih” yang berpengalaman. Berbagai macam teknik ini yang biasa digunakan
dalam praktek adalah sebagai berikut:
1. Rotasi
jabatan merupakan latihan dengan memberikan kepada karyawan pengetahuan tentang
bagian-bagian organisasi yang berbeda dan praktek berbagai macam ketrampilan
manajerial.
2. Latihan
instruksi pekerjaan merupakan latihan dengan memberikan petunjuk-petunjuk
pekerjaan diberikan secara langsung pada pekerjaan dan digunakan terutama untuk
melatih para karyawan tentang cara pelaksanaan pekerjaan sekarang.
3. Magang
merupakan latihan dengan memberikan proses belajar dari seorang atau beberapa
orang yang telah berpengalaman.
Pendekatan itu
dapat dikombinasikan dengan latihan “off job trainning”. Hampir semua karyawan
pengrajin (care off), seperti tukang kayu dan ahli pipa atau tukang ledeng,
dilatih dengan program-program magang formal. Aksestensi dan internship adalah
bentuk lain program magang.
4. Pengarahan merupakan
latihan dengan penyelia atau atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada
karyawan dalam pelaksanaan kerja rutin mereka. Hubungan penyelia dan karyawan
sehingga bawahan serupa dengan hubungan kotor-mahasiswa.
5. Penugasan
sementara merupakan latihan dengan memberikan penempatan karyawan pada posisi
manajerial atau sebagai anggota panitia tertentu untuk jangka waktu yang
ditetapkan
b. Metode simulasi.
Dengan metode
ini karyawan peserta latihan representasi tiruan (artificial). Suatu aspek
organisasi dan diminta untuk menanggapinya seperti dalam keadaan sebenarnya.
Diantara metode-metode simulasi yang paling umum digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Metode Studi
Kasus.
Deskripsi
tertulis suatu situasi pengambilan keputusan nyata disediakan. Aspek organisasi
terpilih diuraikan pada lembar kasus.Karyawan yang terlibat dalam tipe latihan
ini diminta untuk mengidentifikasikan masalah-masalah, menganalisa situasi dan
merumuskan penyelesaian-penyelesaian alternatif. Dengan metode kasus, karyawan
dapat mengembangkan ketrampilan pengambilan keputusan.
2. Permainan
Rotasi Jabatan.
Teknik ini
merupakan suatu peralatan yang memungkinkan para karyawan (peserta latihan)
untuk memainkan berbagai peranan yang berbeda. Peserta ditugaskan untuk
individu tertentu yang digambarkan dalam suatu periode dan diminta untuk
menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Dalam hal ini tidak ada
masalah yang mengatur pembicaraan dan perilaku. Efektifitas metode ini sangat
bergantung pada kemampuan peserta untuk memainkan peranan (sedapat mungkin
sesuai dengan realitas) yang ditugaskan kepadanya. Teknik role playing dapat
mengubah sikap peserta seperti misal menjadi lebih toleransi terhadap perbedaan
individual, dan mengembangkan ketrampilan, ketrampilan antar pribadi (interpersonal
skill).
3. Permainan
Bisnis.
Bussiness
(management) game adalah suatu simulasi pengambilan keputusan skala kecil yang
dibuat sesuai dengan kehidupan bisnis nyata. Permainan bisnis yang komplek
biasanya dilakukan dengan bantuan komputer untuk mengerjakan
perhitungan-perhitungan
yang
diperlukan. Permaianan di sistem dengan aturan-aturan tentunya yang diperoleh
dari teori ekonomi atau dari study operasi-operasi bisnis atau industri secara
terperinci. Para peserta memainkan “game” dengan memutuskan harga produk yang
akan dipasarkan, berapa besar anggaran penjualan, siapa yang akan ditarik dan
sebagainya. Tujuannya adalah untuk melatih parakaryawan (atau manajer) dalam
pengambilan keputusan dan cara mengelola operasi-operasi perusahaan.
4. Ruang Pelatihan.
Agar program
latihan tidak mengganggu operasi-operasi normal, organisasi menggunakan
vestibule trainning. Bentuk latihan ini bukan dilaksanakan oleh atasan
(penyelia), tetapi oleh pelatih-pelatih khusus. Area-area yang terpisah
dibangun dengan berbagai jenis peralatan sama seperti yang akan digunakan pada
pekerjaan sebenarnya.
5. Latihan
Laboratorium.
Teknik ini
adalah suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan antar pribadi. Salah satu bentuk latihan laboratorium
yang terkenal adalah latihan sensitivitas dimana peserta belajar menjadi lebih
sensitif (peka)
terhadap perasaan orang lain dan lingkungan. Latihan ini berguna untuk
mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan diwaktu yang akan
datang.
6.
Program-program pengembangan eksekutif.
Program-program
ini biasanya diselenggarakan di Universitas atau lembaga-lembaga pendidikan
lainnya. Organisasi bisa mengirimkan para karyawannya untuk mengikuti
paket-paket khusus yang ditawarkan ; atau bekerjasama dengan suatu lembaga
pendidikan untuk menyelenggarakan secara khusus suatu bentuk penataran,
pendidikan atau latihan sesuai kebutuhan organisasi.
Manfaat Pelatihan
Manullang
(1990:47) memberikan batasan tentang manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan
adanya program pelatihan yang dilaksanakan oleh organisasi/perusahaan terhadap
karyawannya, yaitu sebagai berikut:
a) Meningkatkan
rasa puas karyawan.
b) Pengurangan
pemborosan.
c) Mengurangi
ketidakhadiran dan turn over karyawan.
d) Memperbaiki
metode dan sistem kerja.
e) Menaikkan
tingkat penghasilan.
f) Mengurangi
biaya-biaya lembur.
g) Mengurangi
biaya pemeliharaan mesin-mesin.
h) Mengurangi
keluhan-keluhan karyawan.
i) Mengurangi
kecelakaan kerja.
j) Memperbaiki
komunikasi.
k) Meningkatkan
pengetahuan karyawan
l) Memperbaiki
moral karyawan.
m) Menimbulkan
kerja sama yang lebih baik.
Manfaat lain
yang diperoleh dari latihan kerja yang dilaksanakan oleh setiap organisasi
perusahaan menurut Soeprihanto (1997:24) antara lain:
a. Kenaikan
produktivitas.
Kenaikan
produktivitas baik kualitas maupun kuantitas. Tenaga kerja dengan program
latihan diharapkan akan mempunyai tingkah laku yang baru, sedemikian rupa
sehingga produktivitas baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan.
b. Kenaikan moral
kerja.
Apabila
penyelenggara latihan sesuai dengan tingkat kebutuhan yang ada dalam organisasi
perusahaan, maka akan tercipta suatu kerja yang harmonis dan semangat kerja
yang meningkat.
c. Menurunnya
pengawasan.
Semakin percaya
pada kemampuan dirinya, maka dengan disadarinya kemauan dan kemampuan kerja
tersebut, para pengawas tidak terlalu dibebani untuk setiap harus mengadakan
pengawasan.
d. Menurunnya
angka kecelakaan.
Selain
menurunnya angka pengawasan, kemauan dan kemampuan tersebut lebih banyak
menghindarkan para pekerja dari kesalahan dan kecelakaan.
e. Kenaikan
stabilitas dan fleksibilitas tenaga kerja.
Stabilitas
disini diartikan dalam hubungan dengan pergantian sementara karyawan yang tidak
hadir atau keluar.
f.
Mengembangkan pertumbuhan pribadi.
Pada dasarnya
tujuan perusahaan mengadakan latihan adalah untuk memenuhi kebutuhan organisasi
perusahaan, sekaligus untuk perkembangan atau pertumbuhan pribadi karyawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar